Together Provide Innovation and Wellness

Your Partner in Engineering Needs.

Judul

Delivering optimal solutions, ensuring efficiency, safety, and success for your energy projects.

Judul

Basic Engineering Design

Judul

Feasibility Study

Judul

Pre - Front End Engineering Design

Judul

Front End Engineering Design

Judul

Detail Engineering Design

Judul

Engineering Study

Judul

Engineering Drawing (2D & 3D)

previous arrow
next arrow

POTENSI PROYEK DISTRIBUSI GAS BUMI UNTUK RUMAH TANGGA

Gas bumi memiliki potensi tinggi untuk dikembangkan di Indonesia. Penyediaan gas bumi untuk kebutuhan domestik perlu diutamakan dalam rangka mengurangi ekspor secara bertahap. Salah satu upaya dalam meningkatkan pemanfaatan gas bumi adalah pembangunan infrastruktur jaringan gas untuk rumah tangga. Wilayah yang dibangun jaringan gas perlu mempertimbangkan tiga hal yakni dekat dengan sumber gas, dekat dengan infrastruktur gas bumi (pipa gas, distribusi, maupun jaringan gas) yang telah tersedia, serta adanya infrastruktur pendukung. Dengan pertimbangan tiga aspek tersebut, jaringan gas memiliki nilai lebih ekonomis dari jenis bahan bakar untuk rumah tangga lainnya. Gambar 1. dibawah ini menampilkan skema pembangunan infrastruktur pipa distribusi gas bumi di Indonesia.

Gambar 1. Pembangunan Infrastruktur Pipa Distribusi Gas Bumi
(Sumber : Direktorat Jenderal Minyak & Gas Bumi, Kementerian ESDM)

Pada tahun 2015 hingga 2019, panjang pipa transmisi dan distribusi gas bumi mengalami kenaikan sebesar 61%, semula sepanjang 9.169 km menjadi sekitar 14.764 km dengan rincian sebagai berikut : sepanjang 5.865,97 km dengan total kapasitas 6.846 MMSCFD di Pulau Sumatera meliputi Aceh, Sumatera Utara, Riau, Jambi, dan Sumatera Selatan; sepanjang 8.090,84 km dengan total kapasitas 5.412 MMSCFD di Pulau Jawa meliputi Jawa Barat, DKI Jakarta, Banten, dan Jawa Timur; sepanjang 764,67 km dengan total kapasitas 860 MMSCFD di Pulau Kalimantan yaitu di Kalimantan Timur; dan sepanjang 42,19 km di Papua.

Distribusi Pembangunan Jaringan Gas Bumi di Indonesia

Distribusi jaringan gas bumi mulai dibangun pada tahun 2010 meliputi Kota Tarakan, Kota Bekasi, Kota Depok dan Kabupaten Sidoarjo. Pembangunan di kota Tarakan terdiri dari Kelurahan Karang Balik dan Sebengkok, dengan jumlah sambungan rumah yang siap dialirkan gas mencapai 3.366 sambungan, Kota Bekasi dibangun di Perumnas Bojong Rawalumbu dengan jumlah sambungan rumah mencapai 1.800 sambungan, Kota Depok dibangun di Kelurahan Beji dan Beji Timur dengan jumlah sambungan rumah mencapai 4.000 sambungan. Sementara untuk Kabupaten Sidoarjo, dibangun di Desa Ngingas dan Desa Wedoro, dengan jumlah sambungan mencapai 4.000 sambungan. Pasokan gas untuk kota Tarakan berasal dari PT. Medco E&P Indonesia. Kota Bekasi dan Kota Depok dari PT. Pertamina EP, sedangkan Kabupaten Sidoarjo dipasok oleh Lapindo Brantas, Inc.

Total jaringan gas yang terbangun di tahun 2019 mencapai 537.936 sambungan rumah, terdiri dari 400.269 sambungan rumah (74,41%) dibangun oleh Pemerintah melalui dana APBN, sebanyak 132.982 sambungan rumah (24,72%) dibangun PT.PGN dan 4.685 sambungan rumah (0,87%) dibangun oleh PT. Pertamina.

Gambar 2. Perkembangan Jaringan Gas Bumi untuk Rumah Tangga
(Sumber : Direktorat Jenderal Minyak & Gas Bumi, Kementerian ESDM)

Realisasi tambahan pembangunan jaringan gas untuk rumah tangga di tahun 2022 sebesar 72.649 Sambungan Rumah, meliputi : 40.877 Sambungan Rumah yang terbangun melalui APBN terhadap 12 wilayah Kab/Kota dan sebanyak 31.772 Sambungan Rumah melalui Non-APBN. Sehingga, total kumulatif pembangunan Jargas hingga tahun 2022 adalah sebesar 872.649 Sambungan Rumah yang ditampilkan dalam Gambar 2.

Peningkatan jumlah sambungan rumah tangga akan tetap dilakukan oleh Kementerian ESDM sesuai dengan Renstra Kementerian ESDM tahun 2020 sampai dengan tahun 2024. Target pembangunan jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga hingga tahun 2024 sebanyak 4 juta sambungan rumah. Oleh karena itu, selain menggunakan APBN diperlukan juga Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU).

Tahapan Pembangunan Jaringan Gas Bumi untuk Rumah Tangga

Pengerjaan pembangunan jaringan gas untuk rumah tangga terdiri dari tahap pra konstruksi, tahap konstruksi, dan tahap operasional. Pada tahap prakonstruksi, kegiatan yang dilakukan meliputi pemilihan lokasi dan perizinan termasuk izin menggunakan lahan. Tahap konstruksi merupakan kegiatan fisik dalam pelaksanaan pemasangan pipa, termasuk pembuatan desain berupa FEED dan DEDC. Setelah melalui tahap pra konstruksi, dilakukan tahap operasional. Tahap operasional merupakan tahap pengoperasian

 jaringan gas distribusi yang telah dibangun. Dalam Gambar 3 di bawah ini, menunjukkan salah satu contoh tahapan pembangunan jaringan transmisi mulai tahun 2009 sampai dengan 2012.

Gambar 3. Skema Pembangunan Jaringan Transmisi dan Distribusi Gas Bumi
(Sumber : Kementrian ESDM)

Berdasarkan roadmap pembentukan gas kota, dilakukan kegiatan Front End Engineering Design (FEED) serta Detail Engineering Design for Construction (DEDC) di kota Bontang tahun 2010. Kemudian tahap pembangunan jaringan distribusi mulai dilakukan tahun 2011. Target pembangunan infrastruktur kota meliputi 2 kelurahan yaitu Kelurahan Api-Api, kecamatan Bontang Utara sebanyak 6.163 KK dan kelurahan Gunung Elai, kecamatan Bontang Utara sebanyak 8.352 KK.

Tabel 1. Kriteria Jenis Material Pipa berdasarkan tingkat tekanan Gas Bumi

Sistem tekanan rendah akan diaplikasikan untuk pelayanan konsumen rumah tangga. Jaringan pipa distribusi dengan tekanan rendah tersebut merupakan pipa penghubung dengan metering konsumen yang dioperasikan pada tekanan maksimum 100 mbar. Selanjutnya, metering gas bumi dialirkan menuju kompor pada tekanan operasi maksimum dalam rentang 20 – 23 mbar.

Dengan adanya program jaringan gas untuk kota, diharapkan mampu mengurangi biaya kebutuhan rumah tangga untuk satu keluarga, lebih praktis terutama bagi ibu rumah tangga yang dapat menggunakan gas secara langsung untuk memasak. Selain itu, gas lebih bersih karena menggunakan gas bumi yang ramah lingkungan serta lebih aman jika dibandingkan tabung gas LPG ukuran 3 Kg.

Referensi

  1. Peraturan Menteri ESDM Nomor 9 tahun 2023 tentang Rencana Strategis Kementerian ESDM tahun 2020-2024.
  2. Buku Pembangunan Jaringan Gas Bumi untuk Rumah Tangga, Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi- Kementerian ESDM.
  3. Laporan Statistik Minyak dan Gas Bumi. 2021. diakses dari www.migas.esdm.go.id pada tanggal 18 Januari 2024.
  4. Laporan Kinerja Kementrian ESDM tahun 2022, diakses pada tanggal 23 Januari 2024.
  5. Jaringan gas bumi untuk Rumah Tangga. diakses dari website rucika.co.id pada tanggal 18 Januari 2024.

INFORMATION

Contact Info